Dinginnya malam mengantarkanku terjaga.
Ingiiiin aku mengantarkan pagi nanti dengan senyum dan sambut mesra. Di pagi dingin ini aku ingin mengatakan bahwa DIA bukan AKU, sebagai kata awal permintaan maafku.
Untukmu Shobat,,, izinkan aku memadu kasih lewat media yang sama. Jangan sakiti dia, jangan tuduh dia, jangan katai dia, jangan anggap dia lari dari penepiannya. Aku yang salah karena diriku, aku yang menggaguminya, merindukannya sampai aku gila.
Shobat,,, Aku ingin menguasai dunia, tapi dia ingin menguasai hatinya, dia sebagai Robi'ah dimataku dan al-Adawiyah dihatiku. Tapi aku, hanya sebagai onggokan yang mengganggu.
Shobat,,, Dia mencari cinta-Nya, tapi aku mencuri cinta Dinda. Dia adalah dia, Shobatku. Dia juga tidak menjelma menjadi aku, dia tidaklah aku.
Shobat,,, Izinkan dia menepi, untuk selanjutnya menyambut kalian dengan hati damai, dengan hati yang selembut salju, hati yang kita rindukan.
Maskipun hati ini pedih karena penepiannya, tapi aku ikhlas, ridho, untuk dia menjadi Robi'ah yang agung. Shobat,,, dari hati, sekali lagi aku katakan, "dia adalah dia, dia bukan dan tidak menjelma, apalagi menjadi diriku yang gila", kita sama-sama ingin belaian-Nya, tapi kayaknya aku sudah tidak pantas lagi untuk dibelai, karena aku melalaikan-Nya, waktu Dia [Tuhan] ingin membelaiku. Sekarang aku ingin kembali, aku merindukan-Nya, tapi aku tidak tau jalannya. Aku takut Dia [Tuhan] marah, maka aku beranikan diri untuk menautkan hati ini pada Dinda, untuk sekedar menyapa-Nya dalam media yang sama.
Maafkan aku, Robi'ahku.
Maafkan aku Shobatku. Ini kesekian kalinya aku minta, jangan sakiti dia, karena akulah yang seharusnya disakiti, jangan katai dia, jangan jadikan aku yang dungu sebagai jelmaan Robi'ah yang aku rindu. Izinkan dia menepi, untuk menyapa kita dengan penuh damai.
Inilah aku, diriku, bersama jiwaku yang kosong, yang butuh tautan untuk mencari cinta-Nya.
Shobat ,,, Sampaikan salamku padanya, jika antum semua meluangkan sedikit mata untuk melirik deretan coret berharap makna.
Salam dariku untuk semua, Semoga kita selalu dalam lindungan-Nya, dan suatu saat kita dipertemukan dalam media yang berbeda.