Sabtu, 02 Mei 2009
Biarkanlah...
Mimpi itu telah membuatku sadar bahwa yang selama ini aku lakukan hanyalah sebatas bayangan nyata yang aku lakukan berulang-ulang tanpa ada pemaknaan, tanpa ada kaidah dan tanpa ada faidah.
Aku hanya mengandalkan rel nasip yang aku anggap itu lurus, selurus rel kereta, yang sebenarnya bengkok, tapi kita tidak merasa.
Cahaya cinta itulah yang membuatku lebih sadar atas mahalnya airmata. Mata yang meneyes tiada kan tertahan dalam buaian malam. Alangkah indahnya dunia, ketika semuanya mau menyapa, walau sekedar ha...
Ya Allah, Berarti selama ini Kau benar benar mengujiku dalam keutuhan jiwa, ya Allah izinkan aku sekarang menangis, meneteskan airmata bahagia untuk Dinda yang ku cinta. Maskipun tiada kata yang patut diucapkan kecuali syukur.
Inilah kata-kata itu "Wahai manusia... Matamu sekali-kali kau tutup dengan bingkai Syukur, pendanglah sesuatu yang terkecil dan jadikan media untuk memandang sesuatu yang lebih besar. Dan hariari ini sebelum kita mengatakan kata-kata yang tidak baik, Fikirkan tentang seseorang yang tidak dapat berkata-kata sama sekali.
Sebelum kita mengeluh tentang rasa dari makanan, Fikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.
Sebelum mengeluh tidak punya apa-apa, Fikirkan tentang seseorang yang meminta-minta.
Sebelum mengeluh bahawa kita buruk, Fikirkan tentang seseorang yang berada pada keadaan yang terburuk di dalam hidupnya.
Sebelum mengeluh tentang suami atau isteri, Fikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Tuhan untuk diberikan teman hidup.
Sebelum mengeluh tentang hidup, Fikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat.
Sebelum mengeluh tentang buaian anak-anak, Fikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul.
Sebelum mengeluh tentang rumah yang kotor kerana pembantu tidak mengerjakan tugasnya, Fikirkan tentang orang-orang yang tinggal dijalanan.
Dan di saat letih dan mengeluh tentang pekerjaan, Fikirkan tentang pengangguran, orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan.
Sebelum menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain, Ingatlah bahawa tidak ada seorangpun yang tidak pernah melakukan kesalahan.
Dan ketika sedang bersedih dan hidup dalam kesusahan, Tersenyum dan berterima kasihlah kepada Tuhan bahawa kita masih hidup "
Mataku aku biarkan berlinang menuju surga kebahagiaan, mencerminkan rasa cinta pada Sang... Inilah hidup yang seharusnya dijalani dengan penuh gairah dan santunan jiwa. Malam kini telah larut, izinkan aku untuk menikmati malamku penuh dekapan cinta berbalutkan kasih dan kebahagiaan airmata.