Rouftracal Dot Blogs Post

Sabtu, 02 Mei 2009

Suara Klakson...

nenek



Sungguh mengejutkan, suara klakson itu mengagetkanku. Aku ingin marah karena membuyarkan lamunanku.Sudahlah tak jadi apa...

Suatu saat di persimpangan, seorang Nenek, kesulitan untuk menyebrang, atau mungkin dia tidak tau cara untuk menyebrang. Aku lihat dia mondar-mandir, mondar-mandir. Kesana,,, kesini lagi. Kesini,,, kesana lagi. Tak ada yang tau, dia tidak bicara dan tidak bertanya.

Aku jadi teringat suatu ketika, zaman kerajaan - kalau ngak salah - waktu itu hutan masih lebat,,, tidak seperi sekarang yang mengatakan pernah lebat. Tapi kenyataannya, tidak selebat rambut yang tumbuh sebagai hiasan mata.

Sama keduanya mondar-mandir, kesana,,, kesini. Kesini dan kesana lagi. orang itu akhirnya duduk dan bersandar pada pagar jalan, menatap kosong penuh harap, menerawang jauh menembus batas bumi.

Aku sengaja hanya mengawasinya tanpa kata, hatiku hanya berkata sungguh kasihan... tak lama kemudian Nenek itu berdiri, sekarang langkahnya tidak seperti beberapa waktu yang lalu, Dia lunglai lemas, aku rasakan kerongkongan itu terasa kering. Kasihan,,, panas itu telah memanggangnya, melepuhkan harapannya. Sang Nenek teringat suatu ketika, teringat kata-kata Kakek yang selama ini menemaninya setia "Maafkan aku, aku belum bisa membahagiakanmu" itulah kata terakhir sebelum, sebelum akhirnya meninggalkan untuk selamanya.

Nenek itu berusaha untuk meneteskan air matanya, tapi alangkah sayangnya ketika air mata sebagai penyejuk itu telah tiada, telah kering bersama harapnya untuk bahagia, telah mengering bersama janjinya untuk setia, telah mengering bersama keinginannya untuk bersama.

Suatu hari aku kembali, hanya sekedar melihat-melihat panorama beberapa minggu yang lalu. Mataku terbelalak, jiwaku tersentak melihat kejadian itu, aku hanya bisa melongo. Kasihan... kasihan... Nenek itu mondar-mandir sampi sekarang...

Mungkin akan timbul tanya "Kok ngak ditolong sih...kan sudah tau kalau nenek dalam kebingungan dan butuh bantuan" ...Aku hanya akan jawab dengan senyum kecut... yang mengisyaratkan bahwa "Aku tidak tau bagaimana caranya menolong,,, wong, aku sendiri dalam kebingungan yang sama.

Aku hanya punya satu kata "Syukur" karena aku masih muda, maskipun tidak tau ajal menyapa dulu  yang mana...