Tiada yang sia-sia kalau Allah telah berkehendak, keadilan-Nya telah
ditunjukkan, inilah kekuasaan Allah yang tidak akan pernah habis untuk sekedar
difikirkan.
Sebuah fakta telah menjawab berbagai macam bentuk kejadian, ada
keuntungannya bahkan tidak sedikit menimbulkan kerugian, tidak ayal lagi karena
dalam satu ihwal ada 2 makna, itu semua sudah fitrah manusia.
Tidak puas rasanya kalau bentangan surga musim kemarau itu tidak
dihabiskan, hamparan padi menghijau luas membentang sejauh mata memandang,
sejauah desiran angin pagi menyapu pucuk-pucuk ranum dengan balutan
mutiara-mutiara embun.
Gemah ripah loh jenawi adalah gambaran dataran Tracal yang asri,
maskipun sekarang haruslah kemarau yang panjang, bahkan di luar sana dikala
hujan tdak turun mungkin persawahan akan kering kerontang tiada nafas kehidupan
pohon-pohon merangas mongering bahkan mati.
Tapi di sini… di desa Tracal nan asri, terlihat pemandangan yang
menakjubkan hamparan padi menghijau membentang menghapus kegersangan. Ini semua
tidak terlepas dari kenyataan bahwa disamping ada kerugian juga ada keuntungan.
Masih ingatkah ketika bengawan solo terputus …???
Ternyata tidak ubahnya menjadi waduk raksasa melingkar bagaikan ular
mencengkram mangsa, panjang sebagai cadangan air di musim kemarau bagi warga
aliran.
Fenomena alam yang “mungkin” tanpa rencana kemanfaatan sebesar itu,
semua ini pengairannya diambilkan dari waduk sentral aliran bengawan solo yang terputus dan airnya akan terus terasa tawar maskipun ketika kemarau panjang air
laut pasang sampai ke bengawan baru (buatan).
Bukti dari bengawan yang beralih rasa, yang kami temui adalah Amir,
ketahuan mencuci kembali motornya dengan air sungai persawahan setelah tercuci
air asin bengawan hidup.
Sungguh luar biasa, ketika warga tracal menginginkan air asin laut,
ternyata Allah mendekatkannya.
Subhanallah…