Belajar dari PRAMOEDYA ANANTA TOER, seorang Cerpenis yang mempunyai produktivitas tinggi sangat berpengaruh serta pencapaian estetiknya yang sangat memukau dan menakjubkan.
Pramoedya Ananta Toer (lahir di Blora, Jawa Tengah, 6 Februari 1925 – wafat di Jakarta, 30 April 2006 pada umur 81 tahun), secara luas dianggap sebagai salah satu pengarang yang produktif dalam sejarah sastra Indonesia. Pramoedya telah menghasilkan lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 41 bahasa asing.
seorang pengarang yang pantas menjadi calon pemenang Nobel. Ia telah menghasilkan belasan buku baik kumpulan cerpen maupun novel. Kenyang dengan berbagai pengalaman berupa perampasan hak dan kebebasan. Ia banyak menghabiskan hidupnya di balik terali penjara, baik pada zaman revolusi kemerdekaan, zaman pemerintahan Soekarno, maupun era pemerintahan Soeharto.
Di zaman revolusi kemerdekaan ia dipenjara di Bukit Duri Jakarta (1947-1949), dijebloskan lagi ke penjara di zaman pemerintahan Soekarno karena buku Hoakiau di Indonesia, yang menentang peraturan yang mendiskriminasi ketuunan Tionghoa.
Karya-karyanya yang sangat fenomenal membuatnya sebagai orang yang paling berpengaruh di Asia, fersi majalah Time, diantaa karya-karyanya adalah BUMI MANUSIA Buku pertama dari tetralogi populer karya Pramoedya. Baru diterbitkan kembali oleh Lentera setelah lama menghilang.
ARUS BALIK, Sebuah epos pasca kejayaan Nusantara di awal abad 16, MENGGELINDING 1, Buku ini dihadirkan untuk menjadi kilas balik proses kepengarangan Pram yang panjang selama rentang 1947 - 1956. Terdiri dari esai, sajak, cerita serta tulisan lainnya lengkap dengan komedi dan tragedinya. Cetakan terbaru (2005), dan masih banyak lagi.
Inilah mengapa aku ingin mewariskan sebuah karya, karena sesungguhnya karya itu tidak pernah mati.